Kebumen, Kabupaten Miskin yang Kaya Tambang
BLKN NEWS | Meski dinobatkan sebagai kabupaten termiskin se Jawa Tengah, namun kabupaten yang mempunyai nama dari Kabumian ini ternyata kaya akan Sumber Daya Alam (SDA). Hamparan tambang sangat melimpah ruah di kabupaten berselogan Beriman ini.
Potensi kelompok mineral logam Kebumen terdiri dari pasir besi, mangan dan emas. Sedangkan kelompok batu baranya berupa serpih bitumen. Kelompok bukan logam meliputi kaolin, Ca-bentonit, fosfat guano, tras, felspar, asbes dan talk. Bukan itu saja bahan tambang lainnya berupa kelompok batuan meliputi batugamping, tanah liat, andesit, diabas, gabro, basal, marmer, pasir-batu (sirtu) dan tanah merah.
Peneliti Utama LIPI Ir Chusni Ansori MT menyampaikan berdasarkan penelitian lapangan dan laboratorium, di Kebumen terdapat 20 komoditas tambang. Ini berupa mineral logam, batubara, bukan logam dan batuan. Potensi Mineral Logam berupa pasir besi ditemukan sebagai endapan pantai pantai muda dan tua. Endapan aluvium pantai muda dimulai dari garis pantai selatan sepanjang 40 kilometar dengan lebar areal mencapai 4 kilometer. Cadangan terduga 3.773.997.134.991,1 ton dengan kadar Fe total antara 56,7 persen di bagian timur hingga 21,76 persen di bagian barat.
Berdasarkan karakteristik mineraloginya, sebagian besar mineral magnetik terdapat pada pasir halus dengan ukuran +100 # hingga -100 #. Pola sebaran mineral magnetik pada fraksi kasar maupun halus cenderung meningkat ke arah timur. Sedangkan mineral bukan magnetik seperti kuarsa, plagioklas, K-felspar dan zirkon kandungannya semakin tinggi ke arah barat.
Selain itu terdapat pula bijih besi. Singkapannya berupa lapisan bijih dengan ketebalan mencapai 50 centimeter, pada perselingan batu pasir dan breksi vulkanik Formasi Waturanda. Potensi emas juga terdapat di Kebumen. Alterasi dan mineralisasi yang berkembang berupa epitermal sulfi dasi rendah pada superzona kalsedonik.
Secara umum mineralisasi tersebut terjadi pada posisi dangkal dengan suhu sekitar 100°Celcius, pH rendah mendekati asam karena pengaruh air meteorik.
Sistem alterasi dan mineralisasi yang berkembang di daerah ini adalah epitermal sulfi dasi rendah yang berada pada posisi dangkal dekat dengan permukaan bumi, termasuk superzona kalsedonik, terletak di sekitar batas transisi muka air tanah namun di atas zona boiling. “Di bagian Utara Kebumen, indikasinya juga dijumpai. Berdasarkan data petrografi , X-RD, dan inklusi fl uida diinterpretasikan bahwa urat kuarsa berasosiasi dengan sulfi da rendah mengalami 2 tahap perubahan sistem dari sistem mesotermal menjadi sistem epitermal,” tuturnya, Minggu (5/7).
Potensi Mangan juga terdapat Kebumen. Ini terdapat di beberapa wilayah di Kecamatan Ayah, Buayan dan Rowokele. Singkapan berupa nodul dalam breksi Formasi Gabon dan lapisan setebal 20 – 30 cm pada bidang ketidakselarasan antara Formasi Gabon dengan Formasi Kalipucang. Kadar MnO2 49.89 - 74.19%. Berdasarkan pengukuran geolistrik pada area 64 ha di Desa Srati, besarnya sumber daya sebanyak 43.903,2 ton.
Potensi batubara, berupa serpih bitumen yang terdapat di sekitar desa Argosari, pada bagian bawah Formasi Kalipucang. Serpih bitumen berwarna gelap atau hitam agak keras dan padat, berlapis hingga masif, terdapat sebagai lapisan di dalam perselingan antara batupasir, batulanau dan batulempung.Ketebalannya antara 0,30 meter hingga 4 meter.
Berdasarkan analisis retorting bitumen padat, kandungan minyak rata-rata pada endapan tersebut sekitar 7 – 32,5 lt/ton, kandungan air 12 – 70 lt/ton batuan. Kandungan sulfur pada serpih bitumen 3.68 – 11,2%, berat jenis minyak 0.83 – 0.87, besarnya sumber daya sekitar 829.941,24 barel. “Selain itu ada pula mineral bukan logam seperti Kaolin, Tras Fosfat, Felspar, Asbes dan Talk,” jelasnya.
Terdapat pula potensi bahan galian industri ini seperti, Batugamping, Tanah liat, Andesit, Diabas, Gabro, Basal, Breksi, Marmer dan Pasir dan batu (sirtu). Pasir dan batu ini dipakai sebagai bahan campuran semen untuk bangunan. “Potensi tambang di Kebumen memenang banyak,” ungkapnya.
Disampaikan pula, Geopark merupakan konsep pembangunan wilayah yang berbasiskan pada keragaman geologi, biologi dan budaya untuk keperluan konservasi, edukasi dan kesejahteraan masayrakat lokal. Geoparak juga sudah terbukti di beberapa kawasan mampu meningkatakan ekonomi daerah melalui pariwisata berkelajutan. Artinya kawasan geopark mampu meningkatkan penghasilan penduduk, tanpa merusak alam, melainkan justru melestarikannya. “Geopark tidak melarang penambangan asalkan sesuai dengan tata ruang dan aturan penambangan. Keculai untuk kawasan yang masuk geosite, kawasan KCAG dan KBAK,” paparnya.
Chusni menambahkan kuncinya adalah pada Tata Ruang Pertambangan (RTRW), terpenuhinya dokumen tambang (studi kelayakan dari sisi teknis, ekonomi dan lingkungan) dan penegakan aturan. (KE)