-->
News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Pilkada 2024 Kabupaten Solok Semakin Memanas, Sejumlah Nama Bacakada Tenggelam

Pilkada 2024 Kabupaten Solok Semakin Memanas, Sejumlah Nama Bacakada Tenggelam

KABUPATEN SOLOK, BLKNNEWS.COM, Pemilihan Nasional Serentak 2024 hampir memasuki tahapan pendaftaran pencalonan bakal calon Kepala Daerah pada bulan Agustus mendatang khususnya di Daerah Kabupaten Solok tetapi, dilihat dari kacamata politik nampaknya, Kontestasi Pilkada di Kabupaten Solok yang akan di selenggarakan oleh pihak Komisi Pemilihan Umum pada tanggal 27 November 2024 mendatang, kian memanas dan penuh dinamika serta intrik. Sejumlah kandidat sudah mulai mendapatkan kepastian untuk tampil sesuai dengan Undang-Undang Pemilu dengan mengantongi "Surat Tugas" atau rekomendasi dari Parpol sebagai salah satu syarat mutlak pencalonan.

Nah...!! Untuk mendapatkan surat tugas atau rekomendasi dari Parpol tersebut tentu tidak semudah dibayangkan, perlu kesiapan mental serta pengalaman dalam mendapatkannya. Adu kecepatan dan adu kekuatan serta financial yang cukup untuk mendapatkan dukungan dari Partai Politik yang penuh intrik. Siapakah yang bakal berlaga, dan siapa yang bakal tersingkir di Pilkada Kabupaten Solok tahun 2024..? Mari dibahas dengan secara seksama..!! 

Sampai detik ini, peta kontestasi Pilkada Kabupaten Solok sudah mulai mengerucut ke tiga nama calon Bupati Solok. Namun, untuk nama calon Wakil Bupati, belum satupun mendapat kepastian. Tentu ini, tidak terlepas dari dukungan Partai Politi, dan penggiringan opini yang terus berkembang serta politik kewilayahan para calon.

Melalui hasil Pileg 14 Februari 2024 kemrin, tak satupun Parpol yang bisa mengusung pasangan sendiri, termasuk PAN sebagai partai pemenang. Dari 35 Anggota DPRD Kabupaten Solok 2024-2029, minimal dukungan untuk mengusung Paslon adalah 7 kursi. Lalu, siapa tiga Paslon yang sudah mengapung tersebut..? Berikut tabulasinya sesuai dengan pantauan awak media ini berdasarkan dari narasumber-narasumber yang belum berkenan di muat dalam media ini.

Yang pertama mencuat ke publik adalah Jon Firman Pandu, SH berpasangan dengan H. Candra, SH.I

Jon Firman Pandu adalah petahana (incumbent), yakni sedang menjabat sebagai Wakil Bupati Solok aktif namun, sedangdihadapkan pada dua konflik internal. Yakni di internal Pemkab Solok dan internal Partai Gerindra. Keberadaannya sebagai Wakil Bupati Solok periode 2021-2025, sama sekali "tak dianggap" oleh Bupati Epyardi Asda. Jangankan untuk dilibatkan dalam pengambilan kebijakan di Pemkab Solok, gambar Jon F Pandu tak lagi ada berdampingan dengan Epyardi Asda. Bahkan, itu termasuk dalam spanduk-spanduk di kantor Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkab Solok bahkan sampai ke tingkat Nagari-nagari yang ada di Kabupaten Solok, serta di setiap kegiatan Pemkab Solok. Gambar Jon F Pandu secara "zalim" digantikan oleh Emiko. 

Kemudian, di internal Partai Gerindra Kabupaten Solok, Jon Firman Pandu sebagai ketua DPC juga tidak lepas dari konflik. Hal ini diduga, akibat konflik internal, yang mengakibatkan pada perolehan hasil suara pada Pileg Pileg kemarin dimana, perolehan Partai Gerindra yang 6 kursi di periode 2019-2024 turun drastis menjadi 4 kursi di periode 2024-2029. 

Seirama dengan Jon Firman Pandu di Partai Gerindra, politisi PKS, H. Candra, SH.I, juga dihadapkan pada konflik internal. Candra, merupakan Sekretaris Pribadi (Sespri) Gubernur Sumbar H. Mahyeldi Ansrullah yang juga Ketua DPW PKS Sumbar. Meski berasal dari Nagari Paninggahan (Kecamatan Junjung Sirih) dan "Sumando" di Nagari Talang, kiprah Candra, belum sekuat Nosa Ekananda, yang merupakan Anggota DPRD Kabupaten Solok tiga periode. Beredar "riak" di loyalis dan simpatisan PKS, yang lebih "berharap" NE untuk diusung PKS di Pilkada 27 November 2024 nanti.

Yang kedua adalah Hj. Emiko Epyardi di kabarkan akan berpasangan dengan H. Hardinalis Kobal, di usung dengan tiga partai politik yakni PAN, Hanura dan Golkar. 

Dengan mengapungnya nama Emiko di konstelasi Pilkada Kabupaten Solok, di hadapkan pula dengan dua persepsi, ada yang pro dan kontra oleh masyarakat Kabupaten Solok, termasuk di kalangan politisi dan Parpol. Tiga partai disebut sudah mencapai kata "sepakat". Yakni PAN (6 kursi), Hanura (2 kursi) dan Golkar (5 kursi). Bahkan, sejumlah Parpol disebut-sebut bakal membentuk koalisi besar untuk mendukung Emiko Epyardi dan Hardinalis Kobal. Yakni ditambah dengan NasDem (5 kursi) dan Demokrat (4 kursi).

Jika terwujud, koalisi ini akan membentuk komposisi 22 kursi dari 35 kursi DPRD Kabupaten Solok atau sebesar 62,85 persen. Jika Emiko berhasil memenangi Pilkada Kabupaten Solok 27 November 2024, "paduan" eksekutif dan koalisi legislatif ini akan membuat hubungan pemerintah dan DPRD berjalan sangat baik untuk membangun dan mengabdi ke daerah dan masyarakat.

Pasangan Emiko-Hardinalis Kobal secara politik kewilayahan adalah pasangan utara dan tengah di Kabupaten Solok. Emiko berasal Nagari Singkarak (Kecamatan X Koto Singkarak) dan berada di Dapil 2. Sementara Hardinalis Kobal berasal dari Nagari Gantung Ciri (Kecamatan Kubung) dan berada di Dapil 3. 

Nama Dr. H. Hardinalis Kobal, SE, MM, menanjak, karena politisi yang sarat pengalaman organisasi dan politik ini adalah manta Ketua DPRD Kabupaten Solok periode 2014-2019. Jika menggandeng Hardinalis, Emiko maupun Epyardi akan mendapat dua keuntungan, yakni loyalitas dan pengalaman saat mampu menjaga sinergitas dan harmonisasi antara pemerintah dan DPRD. Sinergitas dan harmonisasi ini menjadi masalah terbesar di pemerintahan Epyardi Asda-Jon Firman Pandu periode 2021-2025. Hal yang membuat perjalanan pemerintahan menjadi penuh konflik. Hal itu, juga didukung oleh faktor subyektivitas dari para "petinggi" Parpol. Salah satunya, kedekatan Epyardi Asda dengan Ketua DPD Partai Golkar Sumbar, Khairunnas.

Namun, seiring dengan berjalan nya waktu kekurangan Emiko dan Hardinalis mulai terlihat dan menjadi negatif campaign oleh lawan-lawan politiknya, sekaitan dengan persoalan gender Emiko sebagai perempuan, di samping pengalamannya "hanya" sebagai pendamping hidup bagi Epyardi Asda. Namun, dengan dukungan dan pencerahan dari Parpol koalisi dan peran Hardinalis Kobal yang "pintar" dalam komunikasi, kekurangan itu bisa dieliminasi. Sementara, negatif campaign terhadap Hardinalis Kobal adalah dia adalah "Sumando" di Nagari Gantung Ciri, dan, tentu saja Financial yang tidak mencukupi dalam menghadapi dinamika politik yang kian pragmatis.

Kemudian, yang ketiga muncul ke public adalah Budi Satriadi (Budi Global), menurut informasi yang berkembang akan berpasangan dengan Nosa Ekananda, saat ini menjabat sebagai anggota DPRD Kabupaten Solok periode 2019-2024.

Kemunculan nama Budi Satriadi yang akrab disapa dengan Budi Global ini, "mendadak" menjadi magnet kuat di kontestasi Pilkada Kabupaten Solok 2024. Pria kelahiran Nagari Salimpek, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, pada 17 Mei 1976 ini, menjadi inspirator bagi anak muda Kabupaten Solok. Kisah perjalanan hidupnya yang penuh liku, Budi berhasil membuktikan bahwa siapapun bisa sukses jika punya keinginan kuat.

Budi Satriadi (Budi Global) yang pernah menjabat sebagai Ketua Himpunan Pengusaha Muda (Hipmi) Kabupaten Solok tahun 2012-2015, juga menjadi Pengurus BPD Hipmi Sumatera Barat 2015-2020. Lalu, Ketua Komite Tetap Kamar Dagang dan Industri (Kadin) tahun  2017-sekarang. Kemudian, ⁠Pengurus Masyarakat Alam Gumanti 2023-sekarang. Lalu, Ketua Persatuan Golf Indonesia (PGI) Sumatera Barat (2022-2026).

Dengan latar belakang Budi Satriadi sebagai pengusaha dinilai sangat cocok berpasangan dengan Nosa Eka Nanda yang tumbuh dan besar di Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan telah Tiga periode di DPRD Kabupaten Solok, selain itu sosok Nosa Eka Nanda merupakan politisi santun dan dinilai mampu berkomunikasi dengan seluruh pihak di Kabupaten Solok. Sehingga, pasangan Budi Satriadi dan Nosa Eka Nanda, diyakini bakal membuat kejutan luar biasa. 

Yang terakhir muncul nama H. Ahmad Rius, SH, Kabarnya di gadang-gadang akan berpasangan dengan Hafni Hafiz politisi muda dari Partai Gerindra yang tekad dan keinginan kuat untuk melakukan perubahan di Kabupaten Solok.

Dengan tidak majunya H. Ahmad Rius, SH di kontestasi Pileg DPRD Provinsi Sumbar dapil 7 pada Pemilu 14 Februari 2024 kemarin, tentu memberi ruang baginya untuk ikut di kontestasi Pilkada Kabupaten Solok yang jatuh pada tanggal 27 November 2024 nanti. Ahmad Rius (AR) dinilai sangat jago dalam perpolitikan khususnya di daerah Kabupaten Solok. Selain itu nama Ahmad Rius begitu populer sebagai sosok politisi yang amat disegani. Hampir dari separuh umurnya berada di dunia politik. Termasuk 2 periode sebagai Anggota DPRD Kabupaten Solok 2004-2009 dan 2009-2014. Kemudian dua periode di DPRD Sumbar 2014-2019 dan 2019-2024. Dari 20 tahun menjadi Anggota Dewan, Ahmad Rius menjalani kemitraan dengan Bupati Solok Gamawan Fauzi, Gusmal, Syamsu Rahim, Gusmal dan Epyardi Asda. Selama itu pula, Ahmad Rius dikenal sebagai sosok yang tidak pernah punya konflik dengan siapapun. Bahkan, dengan Epyardi Asda saat dirinya menjadi Ketua DPD PAN Kabupaten Solok dan Epyardi Asda baru pindah dari PPP ke PAN pada 2018.

Berbekal pengalaman yang mumpuni tersebut, Ahmad Rius berulangkali coba dipasang-pasangkan dengan sejumlah tokoh dan politisi lain. Seperti dengan Wabup Solok Jon Firman Pandu, Budi Satriadi, Nofi Candra, Fauzi Wirman dan sejumlah tokoh-tokoh lainnya. Namun, pasangan yang dinilai paling ideal mendampinginya, mulai dikerucutkan ke Hafni Hafiz. Sosok politisi energik asal Alahan Panjang, wilayah selatan Kabupaten Solok. 

Bagi Ahmad Rius, mungkin tak ada beban untuk maju di Pilkada Kabupaten Solok 2024, tapi tidak bagi Hafni Hafiz! Anak muda asal Selatan Kabupaten Solok tersebut terpilih untuk ketiga kalinya menjadi Anggota DPRD Kabupaten Solok 2024-2029. Sehingga, perlu keberanian luar biasa dalam menentukan sikap untuk maju di kontestasi pilkada Kabupaten Solok 2024 ini.

Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Solok H. Ahmad Rius dan Hafni Hafiz ini merupakan poros baru yang akan mengejut para pelaku politik di Kabupaten Solok. Tidak itu saja mereka dinilai memiliki peluang besar untuk bisa memenangkan pertarungan di Pilkada Serentak 2024 ini karena, kedua tokoh ini merupakan orang-orang pilihan, idealis dan punya interigitas tinggi, kemudian punya segudang pengalaman dalam dunia pemerintahan, apalagi Ahmad Rius lulusan Sarjana Hukum dan menjadi seorang Advokat, tentu sudah di pastikan sangat paham dengan regulasi dan Undang-Undang di dunia pemerintahan. (Andar MK)


Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.